gm.com – bro n sis sedoyo balik lagi neng kene, Mudik adalah termasuk fenomena kekinian yang artinya tiap tahun jumlahnya meningkat dan dilakukan oleh pekerja kota yang ingin merayakan dan melepas kerinduan dengan keluarganya dikampung halaman, bahkan tidak hanya dilakukan oleh muslim. Maka fenomena mudik ditahun ini diduga akan mengalami exponensial secara jumlah karena sebelumnya dilarang. Sudah pasti kepadatan lalu lintas akan meningkat dengan terlampauinya kapasitas jalan dan berdampak kecepatan rata – rata kendaraan yang melalui akan turun. Maka resiko stress yang akan dialami pengguna jalan akan meningkat dan kemungkinan berulang dalam durasi panjang.
Metode terbaik untuk mengelola stress adalah sebagai awal kita harus menyadari bahwa kita memang dalam lingkungan zona rawan stres, mampu menyadari dan memahami diri sendiri bahwa stress telah meningkat, kemudian untuk mengatasinya adalah olah raga atau relaksasi, atur pernapasan, alihkan perhatian dari kondisi atau situasi yang potensi meningkatkan stress itu sendiri, memilih situasi atau memodifikasinya, tetap menjaga selalu berpikiran positif adalah hal yang paling penting.
“Bagi yang memiliki anak atau keluarga disarankan memanfaatkan kegiatan mudik bareng yang diselenggarakan, selain lebih nyaman dan aman, anak – anak juga terlindungi kesehatan dan keselamatannya dibanding berkendara mudik jarak jauh berboncengan dengan anak”, pesan Oke Desiyanto, Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah.
Dalam hal berkendara roda dua memiliki kondisi berbeda, kendaraan tanpa cangkang (bodi pelindung) maka paparan polusi suara akan lebih terasa, kemudian kesulitan bermanuver akibat banyaknya barang bawaan atau jumlah orang diatas motor menjadi tambahan beban untuk pengendara. Selain stres menghadapi polusi suara dan tantangan cuaca, membawa muatan berlebih barang maupun jumlah orang diatas motor akan menambah beban dan menyulitkan dalam pergerakan pengendaranya sehingga terjadi banyak masalah untuk pengendara.