siang bro n sis Sampai dengan lima tahun terakhir ini, sepeda motor masih menjadi mendominasi penyumbang angka kecelakaan. Sekitar 25.000 – 30.000 pemotor menjadi korban kecelakaan pada tahun 2015 dengan persentase 72 persen.
Pertumbuhan dunia otomotif bersamaan dengan laju industri sepeda motor sebagai salah satu sarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia semakin meningkat pesat. Penggunaan kendaraan roda dua telah menyentuh semua elemen masyarakat, termasuk diantaranya para pelajar. Namun sangat disayangkan, masih banyak adik-adik kita yang menggunakan sepeda motor tidak sebagaimana mestinya. Sampai dengan saat ini angka kecelakaan sepeda motor masih didominasi oleh kaum pelajar, hal ini tentunya memprihatinkan. Ini dikarenakan perilaku dalam berkendara tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Sepeda motor adalah alat transportasi yang murah, irit, anti macet dan efisien dalam membantu aktifitas keseharian. Dari kelebihan ini, maka hampir semua orang memiliki dan bisa mengendarainya. Sayangnya kebanyakan pengendara hanya sekedar bisa mengendarai tanpa memperhatikan keselamatan diri saat berkendara. Penggunaan kendaraan roda dua telah menyentuh semua elemen masyarakat, termasuk diantaranya para pelajar seperti Mahasiswa. Namun sangat disayangkan, masih banyak adik-adik kita yang menggunakan sepeda motor tidak sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu perlu adanya edukasi mengenai hal ini, salah satunya melalui kegiatan edukasisafety riding yang digelar Paguyuban Honda Kudus yang berlangsung di MAN 1 Kudus dan SMK Wisudha Karya kemarin. Setidaknya kegiatan ini menjadi langkah awal untuk menekan angka kecelakaan.
Ironisnya para korban kecelakaan tersebut rata – rata masih usia produktif yakni kisaran 15 tahun – 29 tahun, termasuk di dalamnya pelajar. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan berupa safety riding atau berkendara aman di sekolah.
Hal ini disampaikan Safety Riding Officer dari Astra Honda Wilayah Jawa Tengah, Suko Edi saat saat memberikan materi berkendara aman sepeda motor di depan ratusan siswa SMK Wisudha Karya Kudus kemarin.
Ia menambahkan pada dasarnya kegiatan tersebut memberikan edukasi sekaligus mengajak berperilaku baik saat berkendara dengan mentaati peraturan lalu lintas.
“Safety riding cukup efektif menekan adanya pelanggaran sampai 90 persen. Sebab pelanggaran adalah awal terjadinya kecelakaan,” paparnya.
Mengenai pelanggaran apa saja yang bisa menimbulkan kecelakaan, Suko menjelaskan yakni bisa saja pelanggaran dari kondisi kendaraan yang tidak di cek sehingga menyebabkan beberapa fungsi berkendaranya tidak berfungsi dengan baik.
“Misalnya saja rem blong, ban selip karena alurnya sudah gundul yang menyebabkan tergelincir. Kemudian pelanggaran ke dua adalah dari pengendaranya, tidak mematuhi tata tertib lalu lintas, serta berkendara dalam kondisi tidak fit atau ngantuk,” ungkapnya
Ketua Peguyuban Honda Kudus, Septian Adi Chandra menuturkan, bahwa kegiatan ini memiliki tujuan positif yakni memberikan edukasi bagi pelajar agar tertib dalam mengendarai kendaraan bermotor di jalan. “Taati aturan lalu lintas, kemudian bijak dalam mengendarai di jalan dan jangan sampai merugikan atau membuat celaka orang lain saat berkendaraan di jalan raya,” katanya.
Kemudian tujuan kedua adalah mengajak mereka untuk menjadi pelopor keselamatan berkendara di jalan. “Generasi muda atau pelajar bisa menjadi duta tertib berkendara di jalan dan ini tentunya menginspirasi pengguna jalan lainnya,” terangnya.
Ia juga menerangkan faktor – faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pertama faktor pengendara, bagaimana perilaku di jalan dan perlengkapan keamanan apakah sudah dikenakan, yang kedua adalah faktor kendaraan, apakah sudah dilakukan pemeliharaan secara rutin, utamanya soal komponen keamanan seperti rem serta komponen penunjang lainnya.
“Dan ketiga adalah faktor lingkungan, yakni bagaimana situasi lingkungan sekeliling jalan apakah sudah safety, apakah rambu – rambu lalu lintas ditaati pengendara,” ungkapnya.